-->

Kapolri: Cegat Massa dari Daerah ke Jakarta untuk Pilkada!

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan tak boleh adanya mobilisasi masa ke tempat pemungutan bunyi (TPS) ketika putaran kedua Pilkada DKI Jakarta, 19 April nanti. Tito telah memerintahkan Kapolda Metro Jaya mengeluarkan orang luar Jakarta datang ketika pemungutan suara.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan tak boleh adanya mobilisasi masa ke tempat pemungutan bunyi (TPS) ketika putaran kedua Pilkada DKI Jakarta, 19 April nanti. Tito telah memerintahkan Kapolda Metro Jaya mengeluarkan orang luar Jakarta datang ketika pemungutan suara.

"Polri sendiri akan all out. Kapolda Metro Jaya sudah diperintahkan untuk membuat maklumat untuk melarang orang dari luar Jakarta masuk ke Jakarta," kata Tito usai mengikuti rapat di Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (17/4).

Maklumat ke Kapolda Metro Jaya telah diminta Tito semenjak tiga hari lalu. Apabila diketahui datang ke Jakarta untuk mengawasi TPS, jenderal bintang empat ini meminta anak buahnya melaksanakan pelarangan.

"Jangan tanggung-tanggung. Kalau ada yang berangkat dalam rangka ke Jakarta untuk politik lokal Jakarta, cegat dan gunakan diskresi," tegasnya.

Tito mengatakan kedatangan massa dalam jumlah besar ke tiap TPS dapat dikatakan bersifat intimidatif serta dampak psikologis bagi warga yang akan mencoblos. "Kita akan lakukan tindakan tegas dengan diskresi yang ada," katanya.

Tito menambahkan, telah meminta seluruh Kapolda di Pulau Jawa dan Lampung dan beberapa tempat di Pulau Sumatera untuk mengeluarkan maklumat melarang datang ke Ibu Kota Negara.

"Kalau indikasi massa ke Jakarta dalam rangka pilkada, bukan ibadah, maka dari pihak manapun juga Paslon dua atau Paslon tiga, saya perintahkan Kapolda gunakan diskresi yang ada, periksa mereka, mau ke mana, dalam rangka apa," ujarnya.

Hal ini, kata Tito, dilakukan mengingat apabila massa datang dalam rangka mengawasi jalannya pencoblosan tak dapat dibenarkan. Sebab, pengawasan telah dilakukan oleh Panwaslu, Bawaslu dan para saksi.

"Keberadaan massa yang terlalu besar di satu TPS pasti menunjukkan kesan intimidatif, baik psikis, paling tidak psikologi. Ini tidak boleh. Ini bakal men-downplay mensugesti prinsip kebebasan dan kerahasiaan pemilih. Pemilih harus bebas dari rasa takut dari apapun juga. Inilah esensi dari demokrasi," katanya.

Aparat gabungan yang diterjunkan untuk menunjukkan keamanan pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta sekitar 30 ribu anggota Polri dan TNI.

0 Response to "Kapolri: Cegat Massa dari Daerah ke Jakarta untuk Pilkada!"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel