-->

Deja vu Final All England pada Malaysia Terbuka

Ganda putra Indonesia Kevin/Marcus meluapkan kegembiraannya setelah menaklukkan ganda Inggris, Peter Briggs/Tom Wolfenden, pada putaran kedua turnamen All England 2017 di Birmingham, Inggris, Kamis waktu setempat (9/3/2017). (pbsi.or.id)

Jakarta (ANTARA News) - Perempatfinal Malaysia Terbuka 2017 menjadi deja vu selesai All England 2017 sebab setidaknya ada dua partai yang "mengulang" partai puncak pada turnamen badminton paling bergengsi yang berlangsung di Birmingham beberapa waktu lalu itu.

Dua partai itu ialah ganda putri dan ganda putra.

Mengutip laman resmi PP PBSI, partai pertama mempertemukan juara ganda putri All England asal Korea Selatan Lee So Hee/Chang Ye Na, dengan satu-satunya wakil Eropa pada selesai All England Kamilla Rytter Juhl/Christina Pedersen dari Denmark.

Dari rekor pertandingan, pasangan Denmark gres sekali menang tapi sudah tiga kali kalah dari duet Korea Selatan itu. Lee/Chang menang pada Korea Terbuka 2015, China Terbuka 2015 dan All England 2017, sedangkan Juhl/Pedersen menang pada Olimpiade Rio 2016.

Walau kalah head to head, dari segi prestasi, Juhl/Pedersen lebih mentereng sebab medali perak mereka pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016, sementara Lee/Chang kala itu terjegal pada perempatfinal.

Dari prestasi superseries semenjak 2016, kedua pasangan sama-sama menggondol dua gelar. Juhl/Pedersen juara Hong Kong Terbuka 2016 dan Jepang Terbuka 2016, sedangkan Lee/Chang menjadi kampiun pada China Terbuka 2016 dan All England 2017.

Sementara itu, delapan besar nomor ganda putra akan mempertemukan juara All England 2017 Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dengan Li Junhui/Liu Yuchen, pasangan China yang mereka kalahkan pada selesai turnamen badminton tertua dunia itu.

Dari rekor pertandingan, kedua pasangan sama berpengaruh dengan sama-sama pernah satu kali menang. Li/Liu menang di Vietnam Terbuka 2015, sedangkan Marcus/Kevin memperoleh hasil nyata pada All England 2017.

Dari segi prestasi semenjak 2016, Marcus/Kevin lebih mengkilap dari calon lawannya itu sebab menyabet lima gelar superseries, India Terbuka 2016, Australia Terbuka 2016, China Terbuka 2016, All England 2017, dan teranyar India Terbuka 2017.

Pasangan China gres menerima satu gelar pada Jepang Terbuka 2016, selain runner-up Korea Terbuka 2016 dan All England 2017.

Menyongsong pertandingan perempatfinal itu, Kevin Sanjaya mengaku tidak memiliki persiapan khusus melawan duet Li/Liu yang sebaya denganya itu. "Bagaimana keadaan nanti di lapangan saja," ujar Kevin.

Dengan melihat rekam jejak dan rekor pertandingan keempat pasangan, dipastikan bakal tersaji laga sengit pada kedua nomor dengan Juhl/Pedersen dan Li/Liu yang ingin menuntut balas sebab kalah pada All England 2017, yang sudah pasti Lee/Chang dan Marcus/Kevin tidak akan membiarkan kedua pasangan itu mengalahkan mereka.

Apakah deja vu selesai All England 2017 akan terjadi di Malaysia Terbuka 2017 dengan Lee/Chang dan Marcus/Kevin kembali menang? Atau malah Juhl/Pedersen dan Li/Liu yang menang untuk memperbarui rekor pertandingan mereka?

Jawabnya, mari ikuti laga delapan besar mereka di Stadion Perpaduan, Kuching, Negara Bagian Sarawak, Malaysia, hari ini mulai pukul 15:00 waktu setempat.

0 Response to "Deja vu Final All England pada Malaysia Terbuka"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel