Ketika K-Pop Fandom Menjadi Sangat Besar
ebuah fandom ialah menyerupai sebuah keluarga yang memiliki ketertarikan bersama. Idola. Ya, buat pecinta K-POP pasti sudah kerap mendengar dan familiar dengan nama fandom. Seperti Mamamoo memiliki MooMoo, BTS memiliki Army, EXO memiliki EXO-L, Big Bang memiliki VIP sampai IU memiliki Uena. Kita semua paham bahwa semua orang memiliki opini dan kesukaan terhadap seorang member dari salah satu grup ataupun ke pada suatu grup. Bahkan sebuah fandom biasa menawarkan usaha yang maksimal untuk mampu menawarkan gift sampai mati-matian untuk bertarung menonton konser sang idola.
Dengan berkembangnya teknologi digital, kita kerap menggunakan sosial media untuk menjadi wadah berinteraksi dengan para idola kita. Apalagi, sekarang sudah begitu luas menyerupai ada Instagram sampai VLIVE. Dimana sekarang kehidupan grup kesukaan kita sudah menjadi salah satu bab dari hidup kita. Sepertinya 24/7 tidak cukup untuk kita menonton semua video yang mereka broadcast.
Apalagi yang paling menjadi sorotan ialah yang kita sebut 'stan twt'. Menggunakan platform twitter untuk bekerjasama eksklusif dengan para fanaccount dan beberapa thread yang membagikan banyak sekali teaser, inverstigasi terbaru dan banyak sekali teori mengenai album dan lagu dari artis favorit.
Lalu, masalahnya dimana?
When the hateful threads are all over the social media towards a group made by one fandom.
It's a problematic situation, memang semua orang akan sepaham dengan kesukaan kita. Haters are gonna hate, kalau kata Taylor Swift. Tetapi, ketika hal-hal yang bekerjasama dengan sesuatu yang sensitif menyerupai keluarga, kesehatan mental, figur, bahkan anggota keluarga yang anggota yang sudah tiada juga diejek, don't you think it's going overboard?
If it's about skill, tidak semua orang lahir dengan bakat yang luar biasa dalam suatu tubuh manusia. That why people are debuted in a group. Karena mereka melengkapi satu sama lain. Big Bang memiliki self-produced skill yang luar biasa, EXO memiliki vocal line luar biasa, BTS memiliki keterampilan self-composed skill dan entertainer yang membuat kita adiktif, bahkan Mamamoo dengan bunyi yang luar biasa mereka. Above of all that, they work so hard to be on their position now. Dan kita harus melihat dari perspektif yang lebih netral dan tenang.
It's not healthy. Para grup K-Pop yang kita lihat sekarang menjadi sukses tidak akan berhasil tanpa bantuan para fans, tetapi betapa menyedihkan kalau fanwar ini menjadi kelewat batas sampai menawarkan petisi untuk melaksanakan hal yang tidak masuk akal. Seperti menawarkan death threat ketika konser atau menggagalkan sebuah program oleh suatu grup atau fandom lain.
They are all just human. Kita pun juga manusia. Terkadang sebelum kita menawarkan hateful remarks terhadap para 'bias' orang lain, bukankah lebih baik kita sendiri berkaca dengan apa saja yang telah kita lakukan dengan hidup kita. Apakah kita berhak untuk menawarkan hateful remarks kelewat batas dengan melihat refleksi diri kita sekarang? Apakah kita sudah sehebat mereka dalam menggapai mimpi kita? Mereka telah bertahun-tahun menjadi trainee dan bahkan bekerja memproduksi hiburan yang menarik sampai jatuh sakit untuk menawarkan kita tawa dan musik yang kita senangi. Just let other fandom lives their life with their favorite group, appreciate other groups who achieved a bigger recognition, respect groups that give the best performance for their fans.
Para idol itu juga insan biasa menyerupai kita dan bayangkan mereka harus hidup dan tumbuh berakal balig cukup akal penuh dengan insecurities yang dibuat oleh society.
The whole fandom thingy is another form that makes ones happy. Whoever it is.
Tanpa harus menyisihkan satu anggota pun dalam suatu grup, instead, we need to support all of them.
Tanpa harus menyinggung siapa-siapa, we need to be considerate towards each other too as a fandom.
Ingat untuk menggunakan suara, opini dan media umum kita dengan bijaksana, ya.
0 Response to "Ketika K-Pop Fandom Menjadi Sangat Besar"
Post a Comment