Hina Kh.Ma'ruf Amin, Ini Akibat Menohok Koalisi Joko Widodo Yang Bikin Ratna Sarumpaet Mati Kutu
Inas Nasrullah (Foto: dok. pribadi)
Sumber Informasi Terpercaya - Aktivis Ratna Sarumpaet mengkritik Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin yang maju sebagai cawapres Jokowi di Pilpres 2019 sebab dinilai terlalu renta dan sakit-sakitan. Partai Hanura balik menyerang Ratna dengan sebutan 'sakit jiwa'.
"Seseorang divonis sakit jantung atau lemah jantung tentunya melalui investigasi medis, bukan melalui ekspresi sompretnya Ratna Sarumpaet. Tapi seseorang yang sakit jiwa dapat pribadi kelihatan dari ocehannya menyerupai Ratna Sarumpaet tuh!" kata Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah kepada detikcom, Minggu (12/8/2018).
Inas menyampaikan Ratna tak dapat sembarangan memvonis Ma'ruf mengidap penyakit jantung. Dia menyebut pernyataan Ratna memberikan gejala sakit jiwa.
Dia pun mengira Ratna bahwasanya panik karena Prabowo Subianto tak berhasil merangkul ulama. Sementara Jokowi berhasil melangkah bersama Ma'ruf di Pilpres 2019.
"Kegelisahan si ekspresi sompret yaitu cermin kepanikan kubu Prabowo sebab Pak Jokowi dinilai melaksanakan langkah yang jitu sebab menentukan KH Ma'ruf Amin menjadi cawapres," tutur Inas.
Ratna Sarumpaet memberikan kritik terhadap Ma'ruf Amin yang dipilih Jokowi sebagai cawapres. Hal itu disampaikan Ratna lewat akun Twitter @RatnaSpaet.
Saat dikonfirmasi, Ratna mengaku mempertanyakan alasan Jokowi menentukan Ma'ruf. Salah satu alasannya, Ma'ruf dinilai terlalu tua.
"Ya buat apa Ma'ruf Amin diambil sebagai wapres, secara usia uzur sakit pula, sakit jantung, lemah jantung kan dia. Orang boleh dong, saya bertanya-tanya dong, di politik kan mau apa," kata Ratna.
Ratna Serang Ma'ruf, NasDem Singgung Sejarah Prabowo
Aktivis Ratna Sarumpaet mengkritik penunjukkan Ketum MUI KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019 dengan mengungkit 'Menolak Lupa Fatwa MUI'. NasDem menyarankan Ratna juga 'menolak lupa' terhadap sejarah Prabowo Subianto selama berdinas di satuan TNI.
"Kalau melawan lupa, baiknya Ibu Ratna ngecek melawan lupa versi Pak Prabowo. Semua peristiwa-peristiwa militer dulu yang memakai kekuatan pada dikala jadi perwira tinggi militer itu apa saja riwayatnya," kata Sekjen NasDem Johnny G Plate kepada detikcom, Sabtu (11/8/2018).
Johnny menyampaikan tentu ada sejumlah prestasi yang ditorehkan Prabowo ketika menjadi perwira militer. Namun, dia meminta Ratna tidak tutup mata terhadap insiden sejarah yang melibatkan Prabowo hingga disidang melalui Dewan Kehormatan Perwira (DKP).
"Pasti ada kehebatan-kehebatan ya kan. Termasuk juga mengecek proses sidang Dewan Kehormatan Perwira. Kan ada tuh di YouTube. Tanyakan juga kenapa tidak dilakukan mahmakah militer yang di Puspom. Tanya juga saksi-saksi yang dulu terlibat di DKP. Ada Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), juga di situ kan, ada Pak Agum Gumelar, Pak Fachrul Razi yang dulu jenderal-jenderal yang masuk DKP," ujar Johnny.
"Buka semua file bagaimana cerita-cerita yang masih terekam di jejak digital media, bagaimana dongeng di situasi terakhir pemerintahan Orba atau awal-awal reformasi. Kaprikornus jika mau semua disandingkan kebaikannya, rekam jejaknya, karya-karya untuk negara, termasuk penugasan-penugasan negara yang pernah dilakukan," imbuh dia.
Johnny pun berharap Ratna tak hanya mempertanyakan pencalonan Ma'ruf. Ia menyarankan Ratna meluangkan waktu untuk memelajari semua paslon di Pilpres 2019: Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga Uno.
"Jadi jika mau bikin begitu, bikin yang baik semuanya dengan cara yang benar. Jangan pakai opini, tapi pakai data. Bagus juga jika bertanya soal keempatnya, tanyakan semua, jadi tahu semuanya untuk memilih. Demokrasi harus begitu. Kami menyarankan tanya semuanya, supaya masyarakat tidak menyerupai menentukan kucing dalam karung," urai Johnny.
Sementara itu, soal kritik usia Ma'ruf yang dilontarkan Ratna, anggota Dewan Pakar NasDem Teuku Taufiqulhadi menilai hal tersebut tak relevan. Menurut Taufiqulhadi Ma'ruf justru melengkapi Jokowi dalam sisi kedewasaan berpolitik.
"Sisi wise dari pak Ma'ruf Amin untuk melengkapi. Beliau juga bukan ulama salaf biasa, tapi ulama salaf plus," ujar Taufiqulhadi.
Dia juga menilai Ma'ruf sebagai sosok ideal untuk mendampingi Jokowi. Ma'ruf punya keahlian di bidang ekonomi.
"Karena dia juga dapat dianggap teknokratis, dia punya keahlian yang dibutuhkan. Beliau hebat masalah ekonomi syariah. Latar belakang pendidikan dia yaitu ekonomi syariah. Maka ketika dia bicara ekonomi keuatan, ini orangnya. Ekonomi kan kini masalah penting. Kaprikornus dia ini ulama dan teknokratis," terangnya.
0 Response to "Hina Kh.Ma'ruf Amin, Ini Akibat Menohok Koalisi Joko Widodo Yang Bikin Ratna Sarumpaet Mati Kutu"
Post a Comment