Anak Buah Sby Dan Sohibul Doktrin Disoraki Penonton Gara-Gara Disemprot Yenny Wahid Soal Warta Sara
Sumber Informasi Terpercaya - Yenny Wahid, putri mendiang Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur geram dengan partai politik yang memainkan informasi SARA di ranah pesta demokrasi ibarat Pilpres maupun Pileg.
Salah satu partai yang kena 'semprot' putri Gus Dur ini yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dilakukan dikala jadi bintang tamu di program Mata Najwa, Trans7, Rabu (15/8/2018).
Pada awalnya, Suhud Alynudin selaku Direktur Pencapresan dari PKS menyampaikan bila tantangan utama yang sedang menjadi fokus pasangan capres dan cawapres dari Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yakni soal ekonomi.
"Tantangan dari Prabowo dan Mas Sandi ini merupakan kompromi maksimal dari partai-partai, alasannya kita melihat problem yang dihadapi bangsa ini sangat berat, terutama ekonomi, jawaban-jawaban itu ada di Prabowo dan Sandi," ujar Suhud kembali promosi soal capres-cawapres yang diusungnya.
Selain itu, Suhud menambahkan bila ia berharap ke depan tidak ada lagi debat yang menyinggung soal informasi SARA.
"Kita berharap, debat itu tak lagi soal-soal masalah SARA, tidak masalah intimidasi agama, tapi lebih kepada wangsit gagasan dan juga menjawab persoalan-persoalan bangsa," ujar Suhud.
Ketika hendak melanjutkan perkataannya lagi, tiba-tiba Yenny Wahid yang juga menjadi bintang tamu memotong ucapan Suhud.
Yenny Wahid protes mengenai ucapan Suhud, pasalnya menurutnya justru PKS yang memulai informasi SARA untuk menyerang lawan politik.
"Justru saya mau protes satu hal mas. Karena yang memulai informasi SARA salah satunya yakni PKS. Makara PKS juga harus bertanggung jawab soal itu," ucapan Yenny Wahid yang tiba-tiba ini pun menerima gemuruh tepuk tangan penonton.
Tak hanya tepukan tangan, sorakan dari penonton pun semakin memeriahkan panggung Mata Najwa.
"Demokrat ikutan loh, Demokrat," lanjut Yenny Wahid sambil tertawa.
Suhud Alynudin dan juga Ferdinand Hutahaehan selaku Kadiv Humas dan Advokasi Hukum DPP Partai Demokrat yang tersindir pun seketika diam, kemudian ikutan tertawa.
Lebih lanjut, Yenny Wahid pun menyampaikan hal yang lebih menohok lagi.
"Iya jadi jangan pribadi basuh tangan aja. Partai-partai ini harus kita tuntut pertanggungjawabannya juga," ujar Yenny
"Begitu ya Mas Ferdinand? Makara jangan bilang kini jangan politisasi agama, kalau dulu mainnya itu juga," sindir Najwa Shihab kepada Ferdinand Hutahaean.
"Yang niscaya kini takdir sudah berjalan ya, Demokrat sudah tetapkan mendukung Pak Prabowo dan Sandiaga Uno. Ketua Umum dan Sekjend kami sudah membubuhkan tanda tangan di sana,
Kami, Pak SBY, akad untuk menjaga kebhinnekaan di sana, kami tidak akan mengizinkan satu langkah pun narasi-narasi yang berkampanye yang memakai isu-isu SARA," tegas Ferdinand menjawab sindiran Yenny Wahid.
Ferdinand pun menegaskan lagi kata-kata bahwa Partai Demokrat akan tetap berkomitmen untuk jaga Kebhinnekaan.
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), M Rohmahurmuziy pun menyindir Sandiaga Uno yang disebut sebagai Santri Post-Islamisme.
"Meski berdasarkan ketua umum PKS ini, Sandi itu juga santri," ujar Romy.
"Kan pesantren kilat," lanjut Ferdinand kepada Romy.
Najwa Shihab pun bergurau untuk menengahi perdebatan yang saling menyindir satu sama lain.
"Pokoknya kalau zaman kampanye, politisi sanggup jadi apa saja. Bisa jadi kardus, sanggup jadi santri, sanggup jadi millenial, apapun sanggup diubah sesuai kepentingan," gurau Najwa Shihab.
Keempat bintang tamu ini pun pribadi tertawa mendengar pernyataan Najwa Shihab.
Jadi kalau parpol ibarat itu rakyat harus apa?" tanya Najwa Shihab kepada Yenny Wahid.
Yenny Wahid menjawab rakyat juga tak boleh membisu saja.
Menurutnya, rakyat harus mengawal sikap politik dengan menjunjung etika yang tinggi, bukan berperilaku tanpa adab.
"Rakyat dilarang membisu saja. Kita harus mengawal laris sikap politik kita ini harus beradab, bukan tanpa etika Mbak Nana. Itu tugas kita semua, rakyat harus terus menutut semoga partai politik menyuarakannya," ujar Yenny Wahid.
Setuju dengan pernyataan Yenny Wahid, Romy juga menegaskan bahwa Pilpres 2019 ini harus tetap mengutamakan persaudaraan.
Pasalnya, Pilpres 2019 ini hanya terjadi 5 tahun sekali.
"Menurut saya, bagaimana kita menyuguhkan kontestasi yang bermartabat. Saling meninggikan, saling memuji, saling menonjolkan keunggulan, bukan saling menjatuhkan atau mencaci, alasannya persaudaraan kita ini seumur hidup, sementara kontestasi ini hanya 5 tahun sekali," ujar Romy.
Untuk menutup program ini, para bintang tamu saling menunjukkan kesimpulan.
"Saya kira ini sudah dimulai oleh Pak Jokowi yang menentukan ulama, dan penolakan Pak Prabowo menentukan ulama alasannya khawatir terjadi konflik sosial, saya kira itu pilihan bijak dari elit politik kita," tutur Suhud.
"Yang penting, kepentingan emak-emak kita perjuangkan," tutur Ferdinand.
"Yang penting semuanya taubatan nasuha dari memainkan informasi agama," lanjut Yenny Wahid
"Yang penting kita semua menjaga kewarasan," tandas Najwa Shihab yang mengundang tawa.
Tribunnews.com
0 Response to "Anak Buah Sby Dan Sohibul Doktrin Disoraki Penonton Gara-Gara Disemprot Yenny Wahid Soal Warta Sara"
Post a Comment