Koleksi Terbaru Kumpulan Puisi Satria Nasional
Kumpulan Puisi Pahlawan Terbaru - Pahlawan ialah orang orang yang sangat berjasa, sangat berani dan penuh pengorbanan bagi bangsa, negara, dan agamanya. Pahlawan juga merupakan orang yang gagah berani alasannya yaitu mereka sudah rela mempertaruhkan jiwa raga guna mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia tercinta.
Kemerdekaan yang kita rasakan ketika ini yaitu hasil dari keringat dan juga darah yang ditumpahkan pahlawan-pahlawan berhati emas di masa lalu. Mereka berjuang mati matian melawan penjajah dengan hanya bermodalkan senjata bambu runcing, berani mengorbankan jiwa dan raga untuk mengusir para penjajah dari tanah air tercinta.
Sebegitu besarnya jasa para pendekar bagi kehidupan merdeka yang kita nikmati ketika ini, hingga sangat layaklah kalau kita menawarkan sebuah penghargaan tertinggi kepada mereka. Salah satu cara yang sanggup kita tempuh untuk menghargai jasa mereka yaitu dengan puisi ihwal pendekar atau puisi ihwal perjuangan. Biasanya Puisi Perjuangan dibacakan ketika ada perayaan spesial, menyerupai pada hari kemerdekaan, hari pahlawan, hari kesaktian pancasila dan juga hari bersejarah lainnya. Berikut adalah contoh puisi pendekar yang cukup elok yang sanggup kalian contoh.
Demikianlah rangkaian Puisi puisi pahlawan yang sanggup 100katakata sampaikan di kesempatan kali ini, semoga puisi kepahlawanan ini bermanfaat dan menjadi ilham untuk kita semua supaya selalu mengingat jasa para pahlawan. Jangan lupa SHARE artikel ini untuk mengingatkan sesama akan besarnya jasa pendekar untuk kemerdekaan negara Indonesia tercinta.
Kemerdekaan yang kita rasakan ketika ini yaitu hasil dari keringat dan juga darah yang ditumpahkan pahlawan-pahlawan berhati emas di masa lalu. Mereka berjuang mati matian melawan penjajah dengan hanya bermodalkan senjata bambu runcing, berani mengorbankan jiwa dan raga untuk mengusir para penjajah dari tanah air tercinta.
Sebegitu besarnya jasa para pendekar bagi kehidupan merdeka yang kita nikmati ketika ini, hingga sangat layaklah kalau kita menawarkan sebuah penghargaan tertinggi kepada mereka. Salah satu cara yang sanggup kita tempuh untuk menghargai jasa mereka yaitu dengan puisi ihwal pendekar atau puisi ihwal perjuangan. Biasanya Puisi Perjuangan dibacakan ketika ada perayaan spesial, menyerupai pada hari kemerdekaan, hari pahlawan, hari kesaktian pancasila dan juga hari bersejarah lainnya. Berikut adalah contoh puisi pendekar yang cukup elok yang sanggup kalian contoh.
Kumpulan Puisi Pahlawan Terbaru 2018
Puisi Untuk Pahlawanku
demi negeri
kamu korbankan waktumu
demi bangsa
rela kamu taruhkan nyawamu
ajal menghadang didepan
kamu bilang itu hiburan
nampak raut wajahmu
tak segelintir rasa takut
semangat membara dijiwamu
taklukkan mereka penghalang negeri
hari-harimu diwarnai
pembunuhan, pembantaian
dihiasi bunga-bunga api
mengalir sungai darah disekitarmu
bahkan tak jarang mata air darah itu
muncul dari tubuhmu
namun tak dapat
runtuhkan tebing semangat juangmu
bambu runcing yang setia menemanimu
kaki telanjang tak beralas
pakain dengan seribu wangi
lembap dibadan kering dibadan
kini menghantarkan indonesia
kedalam istana kemerdekaan
Karenamu Pahlawanku
Kumpulan puisi pendekar karya: Rayhandi
Karenamu pahlawanku
Sekarang saya sanggup hidup tenang
Tanpa kerja rodi romusa
Tanpa jerit takut rakyat tertembak.
Karenamu pahlawanku
Sekarang bumi kami damai
Air dan tanah menjadi kekayaan pertiwi
Bukan eropa bukan juga belanda.
Karenamu pahlawanku
Aku hidup di jaman merdeka
Setiap tubuh mempunyai hak sama.
Karenamu pahlawanku
Hingga hari ini saya sanggup menulis puisi dan sepucuk doa
Doa untuk roh roh suci kalian
Yang berjuang atas darah dan tulang.
Terima kasih pahlawan
Kumpulan puisi pendekar karya: Rayhandi
Kuucapkan terima kasih untuk kalian yang disana
Yang mati alasannya yaitu berani
Yang mati alasannya yaitu yakin
Yang mati alasannya yaitu benar.
Kuucapkan terima kasih
Untuk jasad yang kini menjadi abu
Karena kalian kami merdeka
Karena kalian merah putih tegak di pucuk langit garuda
Menjulang menjadi bukti darah dan nyawa telah tertaruh.
Kuucapkan terima kasih
Untuk keberanian kalian
Keberanian yang tumbuh di dasar hati
Menjalar merenggut darah
Tiada takut kalian berperang
Bahkan matipun mau dikau.
Kuucapkan terima kasih
Untuk setiap doa
Doa yang setiap hitam terbang ke langit
Doa yang tiada henti hentinya kalian tasbih
Untuk kami, indonesia mendatang.
Kuucapkan terima kasih
Tanah yang kami injak
Air yang kami minum
Adalah darah dan nyawa
Yang dulu melayang.
Kuucapkan terima kasih
Sekali lagi, kuucapkan terima kasih
Untuk kalian yang kini sudah di surga
Tersenyum melihat garuda terbang tinggi.
Jiwa jiwa yang gugur
Kumpulan puisi pendekar karya: Rayhandi
Jiwa jiwa yang gugur
Jasad jasad berantakan di bumi indonesia
Darah menjadi biru hitam jeritan
Rasa takut menyatu dengan hati.
Jiwa jiwa yang gugur
Kini mereka suci di janah
Menjadi tamu allah
Mereka tersenyum di sana
Tersenyum untuk indonesia yang semakin dan menderita.
Jiwa jiwa yang gugur
Tidak tahukah kamu jumlah roh yang terpisah dengan jasad?
Beratus bahkan beribu jiwa menjadi almarhum.
Jiwa jiwa yang gugur
Mereka gugur untuk satu nama
Mereka berkorban untuk satu nama
Mereka menangis untuk satu nama
Indonesia....indonesia!
Pupus Raga Hilang Nyawa
Napak tilas para pendekar bangsa
Berkibar dalam syair sang saka
Berkobar dalam puisi indonesia
Untuk meraih Cita-cita merdeka
Napak tilas anak bangsa
Bersatu dalam semangat jiwa
Bergema di jagat nusantara
Untuk meraih prestasi dan karya
Merdeka.
Kata yang penuh dengan makna
Bertahta dalam raga pejuang bangsa
Bermandikan darah dan air mata
Merdeka..
Perjuangan tanpa pamrih untuk republik tercinta
Menggelora di garis khatulistiwa
Memberi kejayaan bangsa sepanjang masa
Merdeka..
Harta yang tak ternilai harganya
Menjadi pemicu pemimpin bangsa
Untuk tampil di Era dunia
Pengorbanan
Mengucur deras keringat
Membasahi tubuh yang terikat
Membawa angan jauh entah kemana
Bagaikan pungguk merindukan bulan
Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan
Pagi yang menjadi malam
Bulan yang menjadi tahun
Sekian usang telah menanti
Dirinya tak jua lepas
Andai saya sang Ksatria
Aku niscaya menyelamatkanya
Namun semua hanya mimpi
Dirinyalah yang harus berusaha
Untuk membawa pergi dari kegelapan abadi
(Puisi Karya Siti Halimah)
Di Balik Seruan Pahlawan
Kabut..
Dalam kenangan pergolakan pertiwi
Mendung..
Bertandakah hujan deras
Membanjiri rasa yang haus kemerdekaan
Dia yang semua yang ada menunggu keputusan Sakral
Serbu..
Merdeka atau mati Allahu Akbar
Titahmu terdengar kian merasuk dalam jiwa
Dalam serbuan bambu runcing menyatu
Engkau teruskan Menyebut Ayat-ayat suci
Engkau teriakkan semangat juang demi negri
Engkau relakan terkasih menahan tepaan belati
Untuk ibu pertiwi
Kini kamu lihat..
Merah hitam tanah kelahiranmu
Pertumpahan darah para penjajah keji
Gemelutmu tak kunjung sia
Lindunganya selalu di hatimu
Untuk kemerdekaan Indonesia Abadi
(Puisi Karya Zshara Aurora)
Untuk Pahlawan Negriku
Untuk negriku..
Hancur lebing tulang belulang
Berlumur darah sekujur tubuh
Bermandi keringat penyejuk hati
Ku rela demi tanah airku
Sangsaka merah berani
Putih nan suci
Melambai-lambai di tiup angin
Air mata bercucuran sambil menganjungkan do'a
Untuk pendekar negri
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk pendekar jagat raya
Hanya jasamu yang sanggup ku lihat
Hanya jasamu yang sanggup ku kenang
Tubuhmu hancur lebur hilang entah kemana
Demi darahmu..
Demi tulangmu..
Aku perjuangkan negriku
Ini Indonesiaku
Pahlawanku
Pahlawanku..
Bagaimana Ku bisa
Membalas Jasa-jasamu
Yang telah kamu berikan untuk bumi pertiwi
Haruskah saya turun ke medan perang
Haruskah saya mandi berlumuran darah
Haruskah saya tersusuk pisau belati penjajah
Aku tak tahu cara untuk membalas Jasa-jasamu
Engkau relakan nyawamu
Demi suatu kemerdekaan yang mungkin
Tak sanggup kamu raih dengan tanganmu sendiri
Pahlawanku engkaulah bunga bangsa
(Puisi Karya Rezha Hidayat)
Indonesiaku Kini
Negaraku cinta indonesia
Nasibmu kini menderita
Rakyatmu kini sengsara
Pemimpin yang tidak bijaksana
Apakah pantas memimpin negara
Yang kondusif sentosa
Indonesiaku tumpah darahku
Apakah belum bangkit dan terjaga
Pemimpin yang kita bangga
Apakah rasa kepemimpinan itu,
Masih tersimpan di nurani
Dan tertinggal di lubuk hati
Rakyat membutuhkanmu
Seorang khalifatur Rasyidin
Yang setia dalam memimpin
Yang menyantuni fakir miskin
Mengasihi anak yatim
Kami mengharapkan pemimpin
Yang sholeh dan solehah
Menggantikan kiprah Rasulullah
Seorang pemimpin Ummah
Yang bersifat Siddiq dan Fatanah
Andai saya menemukan
Seorang pemimpin dunia
Seorang pemimpin negara dan agama
Seorang pemimpin Indonesia ku tercinta
Allah maha mengetahui dan yang mengetahuinya
(Puisi Karya Awaliya Nur Ramadhana)
Bambu Runcing
Mengapa engkau bawa padaku
Moncong bayonet dan sangkur terhunus
Padahal saya hanya ingin merdeka
Dan membiarkan Nyiur-nyiur derita
Musnah di tepian langit
Karena kamu memaksaku
Bertahan atau mati
Dengan mengirim ratusan Bom
Yang engkau ledakkan di kepalaku
Aku terpaksa membela diri
Pesawat militermu jatuh
Di tusuk bambu runcingku
Semangat perdukaanmu runtuh
Kandas di Batu-batu cadas
Kota Surabaya yang panas
Pemuda Untuk perubahan
Indonesiaku menangis
Bahkan Tercabik-cabik
Dengan hebatnya pengusaanya sang korupsi
Tak peduli rakyat menangis
Kesejahteraan jadi Angan-angan
Keadilan hanyalah Khayalan
Kemerdekaan telah terjajah
Yang tinggal hanya kebodohan
Indonesiaku, Indonesia kita bersama
Jangan hanya tinggal diam kawan
Mari kita bersatu ambil peranan
Sebagai cowok untuk perubahan
(Puisi Karya Ananda Rezky Wibowo)
Ibu Kartini
Dahulu perempuan selalu diinjak-injak
Tetapi kini tidak lagi
Karena dahulu Ibu Kartini berjuang keras
Untuk menyelamatkan kaum wanita
Pengorbanan
Detik-detik penuh dengan ancaman
Ketiga raga di pucuk darah penghabisan
Mata tombak yang selalu mengintai
Darah mengucur deras bagai badai
Tak kenal senjata, tak kenal mati
Hanya kaulah pendekar sejati
Senyum Suci
Ku Cinta Pahlawan Indonesia
Bagaimana kalian mengendap dalam gelap malam
di lereng strategis sebuah bukit kecil
menghadang konvoi nica
bagaimana jantung kalian deras berdebar
ketika iring-iringan kendaraan itu semakin mendekat
kemudian bagaimana tubuhmu ditembus peluru
dan kamu rebah ke tanah berlumur darah
terbaring beku
di rumput ilalang
dalam lengang yang panjang
kami tak tahu
ketika itu kami belum tumbuh dirahim ibu
bagaimana kalian dalam seragam kumal
baju compang-camping
menyandang karaben Jepang
di front-front terdepan
bagaimana kalian terpelanting
dari tebing-tebing pertempuran
bagaimana kalian menyerbu tank
dengan bambu runcing
bagaimana kalian bertahan habis-habisan
ketika dikepung musuh dari segala penjuru
bagaimana kalian terbaring
di dinding-dinding kamar investigasi nefis
bagaimana kalian mengunci rapat belakang layar pasukan
dalam lisan yang teguh membisu
walau dilistrik jari-jarimu
dan dicabuti kuku-kukumu
bagaimana kesetiakawanan yang menulang-sumsum
bagaimana kaum ibu sibuk bertugas di dapur umum
bagaimana kalian sudah merasa bangga
kalau ke markas sanggup naik sepeda
bagaimana semua itu sungguh-sungguh terjadi
dan bukan dongeng
dan bukan mimpi
kami tak alami
kami belum hadir di bumi ini
bagaimana peristiwa-peristiwa itu berlangsung
pastilah satu memori yang agung
tapi yaitu memori kalian
dan bukan nostalgia kami
kemerdekaan
telah kalian rebut
kemerdekaan
telah kalian wariskan
kepada negeri ini
kepada kami anak-anakmu
kemerdekaan
mengakibatkan kami
jadi generasi
yang tak kenal lagi
rasa rendah hati
menyerupai yang kalian rasakan
di zaman penjajahan
kemerdekaan
ke sekolah naik sepeda
bukan lagi segumpal rasa bangga
menyerupai kalian dulu
di tahun tiga puluh
kami anak-anakmu
telah kalian belikan
sepeda motor baru
untuk sekolah, ngebut dan pacaran
tetapi
kemerdekaan
yang juga bahkan
menyadarkan kami
ihwal peranan yang harus kami mainkan sendiri
dengan tangan sendiri dengan keringat sendiri
sengan bahasa kami sendiri
dalam lagu cinta
tak bersisa
pada tumpah darah
Indonesia
Kemerdekaan
kami tahu
tak hanya dalam deru
sepeda motor
tak cuma meluku tanah dengan traktor
kemerdekaan
bukan hanya langkah-langkah kami
ke gedung-gedung sekolah
kemerdekaan
bukan hanya langkah-langkah petani
ke petak-petak sawah
kemerdekaan
alah pula pintu terbuka
bagi langkah-langkah pemilih
ke kotak-kotak suara
kemerdekaan
yaitu ketika hati nurani
bebas melangkah
dengan gagah
bebas berkata
tanpa terbata-bata
Senyum suci tlah kauraih
terima kasih pendekar suci
semangat juang tinggi tlah kauraih
Indonesiaku gemilang kini
Demikianlah rangkaian Puisi puisi pahlawan yang sanggup 100katakata sampaikan di kesempatan kali ini, semoga puisi kepahlawanan ini bermanfaat dan menjadi ilham untuk kita semua supaya selalu mengingat jasa para pahlawan. Jangan lupa SHARE artikel ini untuk mengingatkan sesama akan besarnya jasa pendekar untuk kemerdekaan negara Indonesia tercinta.
0 Response to "Koleksi Terbaru Kumpulan Puisi Satria Nasional"
Post a Comment